Pages

Minggu, 24 Maret 2013

sang idola



Di suatu senja yang mendung, pertanda kalau bentar lagi gerimis, si Joni lagi asik benerin jambulnya di depan kaca sambil berdendang lagu band.
“Mau kemana, Jon?” tanya Jeni, kakaknya.
“Dih kakak ketinggalan berita banget, ga ngerti apa ada konser NOAH malem ini?” jawab Joni sekenanya. Jeni menatap adiknya dengan geleng-geleng
“Bentar lagi maghrib, dek. Siap-siap yuk” ajak Jeni dengan senyum penuh arti.
“Aduh gimana ya kak, Joni harus buru-buru nih, ntar kalo sampe telat Joni bisa kehabisan tempat, gagal dong nonton NOAH-nya!” denger adiknya ngomong begitu, Jeni makin kenceng aja geleng-geleng kepalanya.
“Dek, kan konser rame banget tuh ya, trus biasanya pada desak-desakan gitu kalo nonton, dan ga jarang banyak orang yang tewas karna pada berantem dan sebagainya, kalo mislanya Joni jadi korban trus meninggal, padahal Joni blom sholat maghrib, Joni mau bilang apa pas di alam kubur nanti?” Tanya Jeni serius.
“Ya ampun kakak kok malah do’ain Joni yang nggak-nggak sih!”
“Kakak nggak do’ain dek, kan ajal bisa kapan aja. Terserah Joni mau pilih yang mana, mau sholat tepat waktu ato nonton konser tepat waktu..” Jeni langsung ngeloyor pergi meninggalkan Joni yang mulai ketakutan setengah mati, segera ia merapikan jambulnya dan bergegas mengambil air wudhu, karena adzan maghrib juga sudah berkumandang.
**
Kemunculan fenomena idola saat ini emang udah kelewat batas. Usut punya usut, munculnya idola-idola ini mengalihkan perhatian kamu sebagai remaja islam, yang biasanya rajin ngaji jadi rajin nonton TV, trus ikut-ikutan pacaran ala artis-artis idola yang ujungnya ke zina, na’udzubillah.
Nah, ada kisah menarik antara Zi dan Zul. Zi ngefan banget sama Shinee, SNSD, SuJu, pokoknya all about Korea. Kalo Zul ngefannya sama seseorang yang dia gak pernah lihat sebelumnya, belum pernah ketemu tapi kagum banget sama sosoknya. Siapa lagi kalau bukan motivator nomer 1 di dunia, Rasulullah Muhammad SAW.
Zi ngeliat idolanya di TV tiap hari, joget-joget sambil nyanyiin lagu-lagu mereka. Zi Cuma bisa ngeliat mereka dari jauh, pengen ketemu mereka tapi ga pernah kesampean. Sedangkan Zul, kekagumannya bawa manfaat yang luar biasa. Yang dulunya ngebet pengen sama kaya artis idolanya, sekarang kalem dengan wajah ceria. Hatinya lebih adem, karna dari Rasulullah dia belajar banyak hal. Keikhlasan, kejujuran, dan kebahagiaan yang hakiki dalam bingkai islam. Hatinya jadi lebih adem, berasa lebih ganteng.
KPOP emang bagus, tapi lebih bagus mana sama Rasulullah yang sudah lama mendunia? Ialah manusia mulia yang diutus Allah ke dunia. Ia menjadi penyempurna akhlak disaat dunia diserang krisis kebaikan.
Kagum sih boleh aja, tapi tetep inget sama Yang Maha Kuasa. Jangan sampai kita terjebak pada kekaguman kita sama idola trus ikut-ikutan melakukan hal yang negatif, dan jangan mengidolakan orang yang mendorong kita jauh dari-Nya..
Oleh karena itu, idolakanlah orang yang mendorong kita untuk selalu dekat dengan kebaikan bahkan yang pertama kali konsisten melakukan kebaikan tersebut. Maka, tentu tidak ada pilihan yang terbaik kecuali Rasulullah SAW. Karena kita tidak mengetahui seorang pun yang menyamai Rasulullah dalam hal kebaikan dan teladan untuk selalu taat kepada Allah SWT.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati; semua itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (Qs Al-Israa:36)
Jangan jadi generasi bebek yang asal ikut-ikutan ya, ngefans ini itu tapi ga tau apa-apa, ga tau kalo ternyata mereka ‘membahayakan’ kita. Nah, hati-hati dengan artis yang kita idolakan, lebih baik sandarkan kekaguman kita kepada seseorang yang lebih mulia. Siapa lagi? Rasulullah dong.
Hidup ini cuma sebentar, ambillah sebanyak-banyaknya kemanfaatan, sebelum ajal datang, perbaiki diri dengan meninggalkan segala kesia-siaan. Karena di akhirat nanti, kita bakal dikumpulin sama idola kita. Ketika itu, ga ada yang bisa ngasih pertolongan kecuali Alloh dan rasulNya. Bayangin kalo misalnya kita ngefan sama Lady Gaga, bisakah dia nolongin kita? Boro-boro.. hehehe.

“Mengidolakan artis Cuma seneng di dunia, belum tentu seneng di akhirat, dan justru akan melenakanmu karna lupa sholat lima waktu”

“Mengidolakan KPOP, NOAH dan artis lainnya udah sangat biasa. Tapi mengidolakan rasulullah Muhammad SAW sungguh kece luar biasa.”

So, pilih yang mana?
Jadilah Remaja Muslim yang Cerdas!

Selasa, 12 Maret 2013

Sebatang Rokok Lama

entah bagaimana ia menghabiskan masa muda dengan sebatang rokok di mulutnya.
sebatang rokok yang dihisapnya setiap hari, semakin hari, mengendap dibalik dada, zat-zat kimia yang katanya berbahaya.
hingga ketika ia beranjak dewasa, sakit itu menimpanya, terpaksa ia berhenti dari rutinitas bersama sebatang rokoknya.

sampai tiba saatnya, seorang gadis kecil lahir ke dunia. gadis kecil, putri pertamanya yang telah dinanti sekian lama. ia tumbuh seperti biasa, seperti anak-anak yang lain. namun ia lemah. karena sebatang rokok memberi beban dalam hidupnya.

gadis itu tumbuh dengan penyakit di dadanya. entah apa namanya, sesak yang ia rasa. sejak kecil ia sakit-sakitan, dan setiap ia sakit ayahnya selalu ijin dari kantor.. sampai-sampai, teman-teman kerjanya hafal.. "anakmu sakit lagi?" begitu katanya.

namun ayah tak pernah mengajaknya bicara. pernah, hanya sebentar dan saat-saat penting. duduk bersama untuk mengobrolpun hanya saat-saat tertentu yang ia rasa. ayah tak pernah tersenyum padanya, entah malu atau apa. tapi kepada anak-anak kecil, ia begitu penyayang. ayahlah orang yang paling dirindukan anak-anak dirumah itu.

setiap gadis itu sakit, ayah yang paling panik. ayah yang dingin, sangat dingin, tiba-tiba menjadi sangat lembut ketika anak sulungnya itu kambuh. entah, mungkin merasa bersalah. karena kata dokter, penyakit anaknya adalah penyakit keturunan.

setiap bulan bahkan setiap hari, obat-obatan kimia terus diminumnya, demi kesembuhan yang selama ini didamba. namun hari demi hari, sampai ia beranjak dewasa, sakit itu masih ia derita, kambuh saat ia mencoba untuk sembuh. kambuh saat ia berusaha untuk melawan segala keterbatasannya.

gadis itu, ia tak mau menyalahkan siapapun. ia tak ingin menyesali masa lalu ayahnya. ia tak ingin marah padanya. karena sedingin apapun ayahnya, ayah yang paling berjuang untuk gadis itu sembuh, bagaimanapun caranya.

"Ayah, aku tak butuh obat-obat kimia yang bisa kau beli. Sudah banyak obat yang kuminum, tapi masih saja begini. Ayah, mungkin satu permintaanku ini adalah obat jika kau mau menurutinya. Ayah, jadilah imam di setiap sholatku, sampai akhir nafasku.."