Pages

Rabu, 16 Oktober 2013

saatnya berkaca

Saatnya berkaca, siapa diri ini sebenarnya.
Saatnya berkaca, sudahkah lisan terjaga.
Saatnya berkaca, apakah diri ini sudah semestinya seperti yang pernah dikata.

Aku bukanlah siapa-siapa.
Aku diciptakan dari tanah, dan akan kembali ke tanah.
Aku dimiliki oleh Dzat yang Maha Raja, maka aku tak punya kuasa apa-apa.
Aku ini lemah, kecil, tak berdaya.

Hanya mulut besarku yang kerap terbuka.
Berkata seolah tak ada yang terluka.
Bicara tanpa mengerti apa yang kukata.

Aku ini manusia.
Aibku ada di sana sini.
Bertingkah seolah tak ada yang mengawasi.
Padahal setiap hari, aku disorot cctv.

Aku sering bertanya.
Akan kemana diriku nanti.
Saat semua telah berakhir.
Saat semua hal akan bertemu ujungnya.
Saat semua akan berhenti pada waktunya.

Saatnya berkaca, siapa aku sebenarnya.
Aku hanyalah titipan.
Yang hendak dicoba, diuji dengan segala cara.

Aku hanya akan tunduk pada Majikanku, Sang Pemberi Makan, Minum, Sabun, dan segalanya.
Aku harusnya malu jika setitik noda membelenggu hatiku.

Setidaknya aku harus malu, saat aibku tercecer sepanjang hidupku.

Aku harusnya malu.
Aku pernah berjanji, tapi kuingkari.

Aku harusnya malu.
Aku sadar Ia Maha Besar
 Tapi di hati ada yang lebih besar.

Aku malu, sangat malu.


Setidaknya kini aku berkaca.
Sudahkah diriku seindah yang didamba.
Sudahkah lisanku terjaga pada semestinya.

Aku manusia. Aku milik-Nya.
Dan aku minta maaf atas segalanya.

:')

16/10/2013
20:24


Minggu, 06 Oktober 2013

buat emak

hapus air matamu, mak

23 Januari 2011 pukul 20:06
tempat ini terasa sunyi
tak segalau ketika emak mulai memaki
tak ada keributan diantara kedua bocah yang berebut remote tv
tak ada keluhan emak yang menyakitkan hati

tempat ini masih sunyi
tak pula secerah esok tadi
mungkin emak lupa menyalakan lampunya
atau terlalu lelah dengan pekerjaannya
hingga ia memilih tidur tanpa memerdulikan rumah tuannya

isak tangis yang terdengar membuat langkahku berhenti
kudekap erat jilbabku yang bergoyang oleh angin malam
ku dengarkan sayup-sayup terisak yang lirih meronta

ku langkahkan kaki kecilku
menghampiri isak tangis yang memilu
dan kudapati emak membisu
tatapannya kosong, dengan airmata menggenang di pelupuk mata
di bawah sinar rembulan yang menyinari wajahnya

emak memakiku
dengan makian yang tak biasa emak lakukan
emak menatapku tajam
lalu pergi menghilang

mak,
aku tau air mata itu
aku tau raut kesedihanmu
aku tau apa yang kau pendam dalam hatimu

dan aku tau
wajahku ini yang mengingatkanmu dengan anak-cucumu

meski kau maki aku
meski kau hujani aku dengan sejuta kemarahanmu
itu karena kerinduanmu pada anak cucumu


Mak,
tersenyumlah untuk anak-cucumu
yang selalu menantimu hingga ujung waktu
dimana engkau ada disaat mereka merindukanmu

Mak,
tetaplah tabah bersama waktu
dengan segenap kekuatan yang kau miliki, engkaulah wanita perkasa untuk anak-cucumu

Mak,
aku sangat ingin membuatmu bertahan dengan kegigihanmu,
bergulat dengan tangis demi anak-mu,
namun aku hanya dapat tersenyum,
bahwa kau memang ibu terbaik untuk anak-cucumu yang selalu setia mengunngumu

Mak,
ingin rasanya kujumpai anak2mu disana
beri kabar bahwa kau baik2 saja
dan ingin segera bertemu mereka

Mak,
aku tau airmatamu itu
bila kau rindukan anak cucumu, titipkan slam rindumu lewat sujudmu
Lewat doa yang kau kirimkan untuk anak cucumu
Agar kelak kalian bissa bertemu, dengan kebahagiaan tiada tara di pelupuk matamu





Untuk seorang ibu yang jauh dari anak-anaknya
tanpa kau tutupi, aku tau air mata itu

untukmu, kawan

bismillaah
lama tak menulis lagi
demi sekedar mengisi, ini tulisan saya 3 tahun yang lalu, pernah saya posting di note FB. saat SMP
semoga bermanfaat

untukmu, kawan

26 September 2010 pukul 23:45
bacalah, semoga bermakna,,


hai kawan

ingatkah kalian hari dimana kita dipertemukan ?
waktu disaat kita bermimpi untuk menyatukan harapan,
dan gemerecik tawa kita yang menghiasi perbedaan
dalam sebuah melodi yang disebut kebersamaan

namun kebersamaan kita tak selalu berselimut kegembiraan
kadang badaipun datang
tak sedikit pernah terucap kata perpisahan
tapi yang namanya persahabatan , sejatinya kembali pada kebersamaan
yang merajut perbedaan menjadi satu hati yang takkan tergantikan

kepada kawan, teman, dan indahnya persahabatan
pada pesan2 yang terabaikan
atas kesalahan yang belum termaafkan
sebelum kata terlambat menjelang
sebelum hari ini aku melupakan seorang teman
maaf segera kusampaikan

kepada kawan, teman, dan indahnya kisah persahabatan
aku menangis senang
atas pertemanan yang kalian senandungkan
dalam bait2 kehidupan yang kadang tak sejalan

terimakasih kawan
untaian kata ini hanya selembar kisah kita
semoga kebersamaan ini kan slalu membawa makna :)

insomnia sambil fbean , 26 september 2010 jam duabelas kurang
#thanks to my sister . pulsanya abis buat bikin ini catetan . hkakaka