“Aku takut..” ujarku memecah sunyi di suatu malam.
“Apa maksudmu?” seorang teman memalingkan wajahnya ke
arahku.
“Aku takut jika suatu hari nanti aku tak lagi seperti ini,”
“Seperti ini bagaimana?”
“Aku takut nggak bisa istiqomah, Rin! Entah kenapa setelah akhir-akhir
ini ngeliat fenomena-fenomena itu..”
Aku menghela napas panjang. Perlahan memori-memori itu
kembali. Tentang cerita-cerita yang selama ini kudengar, tentang beberapa teman
yang ‘terjatuh’ di tengah jalan, dan tentang orang-orang yang terbuai
keduniaan.
“Sa, kayak gitu bukan buat ditakutin,”
“Waspada kan perlu.”
“Inget nggak hadits arba’in nomor 4?”
“Inget..”
“Inget juga nggak tombo ati yang kelima?”
“Enggak,”
“Berkumpul dengan orang-orang sholih, Sa. Kadang, ketika
kita sendiri, banyak godaannta,”
“Iya. Kita begitu rapuh. Rawan terguncang, rawan futur,”
“Nah.”
"Kalo bareng-bareng, banyak yang ngingetin. banyak yang kasih semangat. Ya Alloh, Rin, aku kok jadi kangen temen-temen ya."
"Udah ngaji belum hari ini?"
"Dikit,"
"Oloh. Besok tambahin lagi,"
“Iya, Rin. Tapi bantuin aku, ya?”
"Bantu apa?"
"Bantu ngingetin lah,"
“Tanpa kamu minta, udah kewajibanku sebagai saudara buat
saling membantu,”
Ririn tersenyum, membuatku semakin yakin bahwa Alloh sayang
padaku dengan menghadirkan ia sebagai saudaraku, seraut wajah manis yang selalu
menyemangati dan menginspirasi.
“Suatu ketika ustadzku pernah bilang.. Jika seorang teman
yang biasanya berperilaku buruk tiba-tiba berubah menjadi baik, jangan heran,
karena dia bukan setan. Jika seorang teman yang biasanya baik, sholih,
tiba-tiba berubah jadi jahat, jangan heran karena dia juga bukan malaikat.”
-Dan kau harus tetap teguh, untuk tegar berdiri diatas kapal
yang lautnya bergelombang. Semua bisa mudah menjadi yang didamba, tapi beratnya
istiqomah harus kau pertahankan jua-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar